
KLIKJATIM.Com | Jakarta – Sebagai upaya mewujudkan energi baru terbarukan, PT Pertamina (Persero) berencana mengoperasikan pembangkit listrik tenaga Surya (PLTS) atap. Keberadaan PLSTS atap itu akan dibangun di 63 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan kapasitas mencapai 1,5 Gigawatt(GW).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan perusahaan akan membangun PLTS untuk memasok listrik ke fasilitas produksi di hulu maupun operasional di bisnis hilir. “Kami bisa bangun panel surya di semua kilang untuk menjadi bauran energi di sana, dan juga di terminal bahan bakar minyak (BBM),” kata Nicke disela dalam peresmian PLTS secara virtual, Jumat (18/12/2020).
Menurut Nicke dengan pembangunan PLTS Atap di SPBU akan membantu pemerintah dan juga PT PLN (Persero) dalam meningkatkan bauran energi terbarukan di sektor ketenagalistrikan.Pembangunan dan pengoperasian PLTS di SPBU ini dilakukan Pertamina melalui PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai Subholding PNRE dan PT Pertamina Retail yang merupakan bagian dari Subholding C&T bekerja sama dengan PT LEN Industri sebagai bagian dalam program sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pembangunan PLTS dilakukan di 63 SPBU COCO Pertamina yang tersebar di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Banten, dan Jawa Barat sebanyak 37 titik SPBU, Jawa Tengah sebanyak 11 titik SPBU, dan Jawa Timur sebanyak 15 titik SPBU. Dengan total 1.100 solar panel system (photovoltaics) yang ditempatkan di setiap atap SPBU tersebut, maka dapat menghasilkan kapasitas terpasang sebesar 385 kWp.
“Pembangunan PLTS di SPBU ini merupakan bentuk komitmen Pertamina untuk terus mendorong peningkatan bauran energi sebagai bagian dari upaya percepatan transisi energi yang dimulai dari halaman rumah sendiri. Ini adalah langkah kecil kami untuk memulai giant step dalam transisi energi,” kata Nicke
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan transisi energi menuju energi bersih adalah suatu keniscayaan yang sudah tidak bisa dihindari lagi. Untuk itu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi harus bisa bekerja sama dalam melakukan transisi bisnis.
Dia menyambut positif langkah Pertamina untuk melakukan transisi untuk memenuhi kebutuhan listriknya dari pembangkit EBT. Karena langkah itu akan berdampak besar dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.
Menurut Arifin Pertamina sudah seharusnya mengikuti tren tersebut untuk meningkatkan pengaruh perusahaan dibanding perusahaan energi dunia lainnya. Sejauh ini, Pertamina telah berhasil mengembangkan energi panas bumi, biogas, dan biodiesel.
“Ini harus dikembangkan karena kita punya sumber daya yang memadai. Untuk itu, Pertamina perlu kerja sama dengan perusahaan energi dalam negeri lainnya, seperti PLN, sehingga bisa tumbuh bersama,” pungkasnya. (hen)